//]]>

Karena Tidak Semua Orang yang Melintas Berpandangan Sama!

Tentang Pentingnya (Menghormati) Waktu dan Memanfaatkannya



Ada beberapa hal di dunia ini yang berkaitan dengan waktu, dan itu saling berdampingan sekaligus saling bertolak belakang maknanya. Katakanlah seperti mengisi waktu vs menghabiskan waktu.

Mengisi waktu adalah memanfaatkan waktu yang tersedia dengan hal-hal bermanfaat, agar tidak sia-sia. Memaksimalkan waktu yang tersisa dengan membaca, menulis atau sekadar bercengkrama dengan keluarga.

Sedangkan menghabiskan waktu adalah kata yang biasanya digunakan untuk melakukan sesuatu dalam arti kurang produktif, misalnya untuk mengusir kebosanan. Nonton tv atau main game, misalnya.

Selain itu, ada kata meluangkan waktu vs menyibukkan waktu. Menghemat waktu vs memboroskan waktu. Menikmati waktu vs menyia-nyiakan waktu.

Namun, satu yang tak pernah ada, menambah waktu. Karena waktu yang diberikan Allah sudah pas, sesuai dengan kadar dan takaran. Hanya saja, kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu kita akan berakhir, bisa hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau tiba-tiba.

Waktu yang hilang tak akan pernah (bisa) kembali.

Waktu luang
Saya teringat dengan sebuah perspektif dari adik kelas saya ketika di S1 dulu di Banda Aceh. Bahwa tak ada yang namanya waktu luang, yang ada adalah kita meluangkan waktu. Meluangkan untuk berbicara dengan orangtua, teman lama atau mungkin teman seperjalanan.

Semoga kita bisa menghargai waktu, memanfaatkan waktu, dan tentunya meluangkan waktu bahkan walau hanya sekadar bilang hai dan ngopi dengan teman. Sesibuk apa pun kita, luangkanlah. Karena waktu kita terbatas.

In time
Dulu, saya pernah menonton sebuah film bagus. In time. Film yang menjelaskan betapa berharganya waktu , andai kita tahu. Di dalam film tersebut, setiap orang sudah diberikan jatah waktunya tersendiri dan berlaku hitung mundur. Seperti timer. Ketika waktu sudah habis, ya orang-orang akan mati.

Saya jadi berpikir, betapa kita akan sangat menghargai waktu andai kita tahu bahwa waktu kita terbatas. Sekali lagi, andai kita tahu. Tapi, masalahnya adalah kita tak pernah tahu sampai kapan batas waktu kita. Itulah misteri ilahi. Akan tiba pada saatnya.

Kapan kita akan sukses? Kapan kita bisa kesana? Kapan bisa meraih ini dan itu? Tak ada yang tahu, sampai kita terus berusaha menggapainya. Misteri. Begitu pun kematian. Tak ada yang tahu kapan ajal tiba. Hanya Allah yang tahu.

Lakukan yang terbaik
Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan? Ada yang bilang, "live your life to the fullest, give your best!". Jangan setengah-setengah, berikan yang terbaik.

Dengan demikian, kita telah menghormati waktu sekaligus hidup itu sendiri. Karena hidup terlalu sia-sia kalau hanya dijalani biasa saja.  Untuk hidup yang lebih berarti dan hidup yang lebih hidup. Hidup yang penuh makna. Tak ada yang sia-sia.

Dan biasanya waktu yang terasa sangat berharga adalah "waktu yang kepepet" alias waktu yang terjepit. Waktu yang sedikit. Karena, terkadang, kita lupa pada waktu ketika masih luang atau lapang. Giliran waktu sudah sempit, baru terasa.

Terus, kapan? Now. Sekaranglah saatnya untuk melakukan yang terbaik. Hal-hal yang baik jangan ditunda. To be the best version of you. Apa pun itu. Jangan lalai, agar tak ada penyesalan di kemudian hari.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip puisi Ali Hasjmi yang berjudul 'menyesal'.

Menyesal
Oleh Ali Hasjmi


Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi


Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta


Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma


Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju arah padang bakti.


lintasanpenaku.com
Menyesal, oleh Ali Hasjmi via Lintasanpenaku.com




Wallahu a'lam bisshawab. Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

About Lintasanpenaku

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment