![]() | |
Mie Aceh via www.tripadvisor.com |
Baca juga: Sate Matang: Cita Rasa Khas Aceh Untuk Dunia
Namun, tahukah Anda kisah dibalik nama Mie Aceh?
Namun, tahukah Anda kisah dibalik nama Mie Aceh?
Sebenarnya, pertanyaan ini sudah lama “menggelitik”
saya, sejak Mie Aceh booming. Ketika orang-orang bertanya dan membincangkan Mie
Aceh di mana-mana. Bahkan, kini sebagian besar orang Aceh sendiri menyebutnya ‘Mie
Aceh’ sebagai sebuah nama yang lazim. Lantas, bagaimana sih asal mula nama mie Aceh ini? Bagaimana sejarahnya?
Baiklah, saya ingin sedikit bernostalgia tentang Mie Aceh ini. Dulu, ketika saya masih anak-anak hingga umur belasan, sebelum tahun 2000 hingga awal 2000an, belum dikenal dengan istilah “Mie Aceh”. Yang ada hanyalah “mie teupong” dalam Bahasa Acehnya, yang berarti mie tepung. Mie yang berukuran lebih besar dari mie instan, kira-kira sebesar tusukan sate, diolah memakai tepung terigu dengan paduan racikan lain menggunakan mesin penggiling besar. Mie mentah yang belum dimasak bisa ditemui di pasar-pasar rakyat yang berada di setiap kota di Aceh. Selain “mie tepung” , mie ini dulunya juga disebut dengan “mie kilo”.
Baiklah, saya ingin sedikit bernostalgia tentang Mie Aceh ini. Dulu, ketika saya masih anak-anak hingga umur belasan, sebelum tahun 2000 hingga awal 2000an, belum dikenal dengan istilah “Mie Aceh”. Yang ada hanyalah “mie teupong” dalam Bahasa Acehnya, yang berarti mie tepung. Mie yang berukuran lebih besar dari mie instan, kira-kira sebesar tusukan sate, diolah memakai tepung terigu dengan paduan racikan lain menggunakan mesin penggiling besar. Mie mentah yang belum dimasak bisa ditemui di pasar-pasar rakyat yang berada di setiap kota di Aceh. Selain “mie tepung” , mie ini dulunya juga disebut dengan “mie kilo”.
Saya yang lahir dan tumbuh di Aceh ikut
merasakan perubahan sebutan mie ini. Seiring berjalannya waktu, sebutan “Mie
Aceh” kian dikenal oleh mereka penikmat jajanan kuliner. Kedatangan para turis,
baik domestik maupun internasional diyakini ikut andil dalam memopulerkan #MieAceh.
Selepas musibah gempa dan Tsunami 24
Desember 2004 silam, Mie Aceh menjadi “booming” dimana-mana, bahkan ke
mancanegara. Mungkin, untuk memudahkan bagi mereka menyebut, meng-khaskan atau
mengidentikkan sisi Acehnya, maka diberilah nama “mie Aceh”. Hingga, orang-orang
akan dengan mudah mengenali Mie Aceh. Disamping itu, pedagang mie dan orang Aceh
sendiri ikut membubuhkan nama Mie Aceh untuk mie yang sebelumnya bergelar “mie tepung”
ini.
Hingga kini, ketika anda berkunjung ke
Aceh, terlebih di Banda Aceh, di depan rak-rak akan terbaca Mie Aceh. Baru
kemudian ada identitas pemilik warung di belakangnya. Namun, jangan heran. Ada juga
yang tidak menuliskan “Aceh” dibelakang kata “mie”. Misal, Mie Razali, Mie Ayah,
Mie Cek Baka, Mie Midi, Mie Leupung, dan lain sebagainya. Ketika Anda sedang
berada di salah satu gerai mie diantara sederet nama “branding” di atas, Anda jangan
ragu bahwa Anda sedang berada di gerai Mie Aceh.
![]() |
Mie Rebus via selerarasa.com |
Di luar Aceh, pemilik gerai atau warung
mie yang menjual masakan khas Aceh satu ini sudah lama membubuhkan nama “Mie
Aceh”. Sehingga, akan memudahkan bagi penikmat mie Aceh agar tidak kesasar atau
salah beli. Bahwa mie yang dijual adalah Mie Aceh. Disamping itu, penulisan “mie
Aceh” juga menjadi sinyal bagi orang Aceh bahwa mereka sudah menemukan saudara
se-‘nanggroe’. Meski tidak tertutup kemungkinan pemiliknya bukan orang Aceh.
Dalam pada itu, ada hal yang perlu Anda
perhatikan kalau sedang berkunjung ke daerah pedesaan di Aceh dan ingin
mencicipi mie Aceh di sana. Sebagian penjual di kampung-kampung masih
menggunakan istilah ‘mie tepung’ atau ‘mie kilo’ untuk menyebutkan “mie Aceh”.
Memesan mie ini juga sangatlah gampang. Misal,
Anda tinggal bilang, “Bang, Mie gureng saboh!”, yang artinya “bang, pesan mie goreng
satu”. Ketika Anda hanya menyebutan ‘mie’ saja tanpa diikuti ‘tepung’ atau ‘kilo’,
hal itu sudah mengisyaratkan bahwa Anda sedang memesan “Mie Aceh”, seperti ucapan
saya diatas. Kalau Anda ingin menikmati mie instan, di Aceh sering disebut
dengan ‘indomie’. Mengenai “indomie” ini, akan saya jelaskan di kolom
berikutnya.
Nama bisa saja berubah, namun rasa tetap
tidak pernah berubah. Apakah itu mie Aceh, mie tepung atau mie kilo, hal itu
sama saja. Bahwa saya penikmat mie Aceh juga sudah tidak diragukan lagi. Anda
boleh mengajak saya untuk “berburu” mie kebanggan orang Aceh ini. Mie Aceh “mangat
that”, Mie Aceh enak sekali. Semoga bermanfaat!
maunya pake kepiting bro :D
ReplyDeleteIya,bg!
Deletemaunya gitu juga. Blom dapat foto sendiri yang pas.
dalam waktu dekat InsyaAllah. :D
Thanks, bg!.