![]() |
Awali harimu dengan coklat via food.ndtv.com |
Saya ingin berbagi kisah tentang seorang
teman yang rajin makan coklat. Katanya, Ia bisa berkonsentrasi lebih kala
coklat sudah dilahapnya. Bukannya ia tak suka kopi, ia justru pecinta kopi,
namun coklat baginya layaknya kopi yang dapat meningkatkan konsentrasi dan
membuatnya tenang.
Cerita ini (justru) terjadi tanpa
disengaja apalagi direkayasa. Tersebutlah di sebuah rumah sakit di kota Banda
Aceh yang ketika itu teman saya sedang berkunjung untuk konsultasi. Ia sedang
mempersiapkan keberangkatannya ke luar negeri untuk tugas belajar yang salah satu
syaratnya harus melampirkan surat keterangan dari dokter ahli di rumah sakit pemerintah.
Setelah semua proses administrasi selesai,
maka dipanggillah ia ke dalam ruangan konsultasi. Ketika ia sudah berada di dalam,
ketidakenakan terjadi, ia justru tidak diajak berkomunikasi. Seakan ia tidak
dianggap ada, tidak diacuhkan keberadaannya. Saya dapat membayangkan bagaimana
ekspresinya kala dicuekin oleh oknum dokter ahli, yang konon katanya sudah tua
berumur sekitar 60an yang asik memainkan perangkat gawainya (gadget).
Dengan mata menjalar kemana-mana hingga ia kembali ke asalnya, kebosanan dan sejenisnya mulai melanda sang teman. Padahal, saat itu teman saya telah menunggu lama di depan sang dokter –sekitar 10 menit-- untuk berkonsultasi. Setelah selesai memerhatikan dan membaca seluruh isi ruangan tanpa adanya jeda atau pun teguran dari si (oknum) dokter, hal ini tentu membuat alam imajinatifnya aktif.
Dengan mata menjalar kemana-mana hingga ia kembali ke asalnya, kebosanan dan sejenisnya mulai melanda sang teman. Padahal, saat itu teman saya telah menunggu lama di depan sang dokter –sekitar 10 menit-- untuk berkonsultasi. Setelah selesai memerhatikan dan membaca seluruh isi ruangan tanpa adanya jeda atau pun teguran dari si (oknum) dokter, hal ini tentu membuat alam imajinatifnya aktif.
Singkatnya, untuk mengatasi gap atau mencairkan suasana –mungkin
juga mengusir penat--lantas ia membuka tasnya dan mengeluarkan setumpuk coklat ke
atas meja dan mulai menikmatinya. Sungguh keajaiban pun terjadi. Cokat akhirnya
“bicara”. Suasana yang tadi beku, kini telah mencair. Sang dokter yang
menyadari “kelalaiannya” dalam melayani pasien karena asik bermain gadget, kini berhenti menyentuh lalu
menyimpannya ke dalam laci. Sesi konsultasi pun dimulai hingga selesai.
Itulah awal yang baik dalam menghangatkan
suasana. Terkadang, sesederhana dengan memakan coklat, suasana menjadi cair dan
Anda tidak (jadi) dicuekin. #AwaliDenganCoklat.
Kiranya, ini menjadi sebuah “tamparan” bagi
oknum dokter yang tidak melayani “kliennya” di ruang konsultasi, karena asik dengan
gadgetnya. Seharusnya teknologi mempercepat kinerja
manusia, bukan malah menghambat dan memperjarak –dalam kasus ini-- sebuah
hubungan yang di depan mata. Jangan salahkan gadgetnya, salahkan manusia yang menggunakan gadget itu.
Sekali lagi, awali dengan coklat! Karena sebuah kebersamaan bisa
diawali dengan coklat. Sesederhana itu. Teman saya sudah membuktikannya. Anda?
#AwaliDenganCoklat
Very inspirative, coklat untuk "bicara" :-)
ReplyDeleteHahahahaha...... Iya, bg! #AwaliDenganCoklat.
Delete:D
Boleh dicoba, bg! :D