//]]>

Karena Tidak Semua Orang yang Melintas Berpandangan Sama!

Ada Apa Dengan Harapan, Misteri dan Hari Esok?




SADAR. Itulah kata yang harus terus dijaga saat keinginan tidak terwujudkan. Harapan, cita-cita termasuk juga khayalan, terkadang hanya bisa tumbuh sempurna dan berbunga “hanya” di dalam alam angan, atau suatu tempat yang khusus dimana setiap harapan kita itu berteduh. Kita tidak bisa mengatakan itu sebagai alam bawah sadar, karena ia hadir tatkala kita sadar bahkan sesadar-sadarnya. Ia bahkan memberi semangat di saat tubuh mulai lemah melihat kenyataan. Hal yang dapat kita teruskan adalah teruslah bercita, bermimpi, berangan dan ikut merawat itu semua menjadi kenyataan dengan perjuangan--jangan cuma mimpi. Yakin dan percaya bahwa pasti ada sesuatu yang dapat kita raih jika memang kita terus berusaha. Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan umat-Nya.
Timing. Ya, waktu. waktu yang tepat. Kita tidak pernah tahu kapan waktu itu datang. Bisa jadi besok, bisa jadi lusa, bulan depan, tahun depan atau kapan-kapan. Kalau saja kita tahu kapan waktu itu datang, bisa jadi hidup ini sudah tak indah lagi. Semua sudah kita tahu, tak ada misteri dalam kehidupan. Bukankah sudah dikatakan bahwa masa depan adalah misteri?
Bisa anda bayangkan kalau anda tahu segalanya. Kapan akan ada perang, kapan ada damai, bahkan kapan anda meninggal. Hidup akan tidak indah lagi; tidak ada misteri yang dinanti-nanti. Bagaimana mungkin ia akan indah kalau kita sudah tahu semuanya. Tidak akan ada lagi kejutan-kejutan. Dan itu amat membosankan.
Saya teringat kisah yang diceritakan dalam “O’ Alquimista”, karangan Paulo Coelho. Ketika si anak lelaki bertanya kepada ahli ramal, “apa yang akan terjadi esok hari di gurun ini?”. “Saya tidak tahu persis”, jawab si tukang ramal. “Hanya mereka-reka (ramal) berdasarkan pertanda-pertanda melalui alam semesta. Karena hari esok adalah misteri. Dan hidup akan indah hanya seperti itu”, ia melanjutkan.
Ketika keinginan kita belum saatnya terwujud, kita tidak akan mendapatkan apa yang kita kehendaki. Sang pemilik waktu adalah Allah, oleh karenanya kita harus “merayu”-NYA dengan terus berusaha, berdoa, melebihkan usaha dan bersabar dalam doa. Jangan berputus asa. Tentu ada jalan keluar. Wallahu a’lam Bisshawab!


Sumber gambar: www.kumpulancerita.net
Share on Google Plus

About Lintasanpenaku

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment