Giok sudah dikenal
seantero dunia, tak terkecuali giok Aceh. Ia punya sejarah panjang, selain
karena indah, ia juga dipercaya punya “khasiat”. Katakanlah seperti bisa
menyejukkan, hingga menyerap sesuatu yang “panas”. Tahun 2014 dipercaya sebagai
“tahun Batunya Aceh”. Giok Aceh mendadak booming dan diperhitungkan di kancah
internasional. Setelah memenangkan kontes batu tingkat nasional, giok Aceh
terus diburu hingga ke pelosok.
![]() |
Salah satu lapak batu akik yang disesaki calon pembeli |
Di
Aceh, giok “bukanlah” sesuatu yang wah dan prestise lagi. Giok tidak hanya
dijual di toko emas dan permata. Kios-kios kecil, tempat pengisian air isi ulang,
tokp buah-buahan, hingga pedagang kaki lima kini disulap menjadi lapak batu
giok. Jasa mengasah batu pun sudah bertengger dimana-mana. Rasanya tidak sah,
kalau tidak punya batu di jari tangan, meski hanya satu. Kaum hawa pun tidak
mau ketinggalan. Mungkin tidak semua memakainya di jari, namun hampir setiap
orang Aceh punya batu, meski bukan jenis giok. Walau pun bukanlah batu kualitas nomor
wahid, yang penting di jari ada.
![]() |
Giok dijual di kaki lima |
Kaki
Lima
“Dua puluh ribu tiga, dua
puluh ribu tiga”, kata seorang ‘penjaja’ batu di emperan toko di jalan Panglima
Polem, Peunayong Banda Aceh beberapa waktu lalu. Ya, persis seperti dugaan
Anda, batunya dijual seharga Rp.20.000. Bagaimana bisa? Saya pun terkejut
ketika baru pertama sekali kesana. Langsung saja saya melihat sendiri bantunya.
Ternyata benar, penjualnya tidak bohong. Dan, anda tahu, kita bebas memilih
batu apa saja di sana sebanyak tiga buah. Harganya sama, 20.000 ribu Rupiah. Lantas,
batunya seperti apa? Batunya masih belum diasah. Ukurannya sebesar tiga jari
tangan. Jenisnya? Bermacam-macam. Tinggal Anda pilih!
![]() |
Calon pembeli memeriksa batu |
Beberapa malam yang lalu,
saya kembali ke sana. “Lima ribu satu”, kata salah seorang penjual batu di
tengah kerumunan. Membuat orang yang mendengarnya menaruh perhatian dan menuju
padanya. Saking parahnya, ada juga yang menawari, “dua delapan ribu boleh,
pak?”. “boleh, asal uang pas!”, jawab penjual tak lama setelah itu.
Sesuai dengan harganya,
tentu anda jangan berharap mendapatkan batu yang kualitas super. Yang super
batunya, ya super harganya. Minimal, ketika ada yang bertanya, “punya batu
giok,bang?”. Sambil pura-pura gatal pipi, giok pun akan terlihat tanpa harus
bilang, “saya punya giok!”.
Begitulah Aceh. Hebohnya
giok Aceh setelah menang kontes. Di bulan ini, Februari, telah pula dibuat
pameran dan kontes batu giok Aceh. Kehebohan pembeli dan penikmat batu beragam
ketika di sana. Bahkan, salah seorang
yang cukup lama berkecimpung di dunia giok Aceh, Abu Usman Idocrase, telah
“memuseumkan” giok-giok terbaik Aceh di museum miliknya di kawasan peunayong,
Banda Aceh. Hajatnya, disamping sebagai museum dan pusat informasi batu giok di Aceh, juga
bisa menjadi destinasi wisata di kota Banda Aceh.
Bulan Maret nanti juga akan
ada pameran dan kontes batu giok Aceh. Jangan lewatkan momentum ini! Sekadar cuci
mata, penghapus lara, atau menjadi tumpuan harapan para pengusaha batu. Begitu juga
penikmat batu; indah di mata tambah pula wawasan tentang batu; bisa jadi
juga menambah koleksi.
Bersambung......
![]() |
Ring titanium dengan berbagai corak |
memang tren batu giok nih Airsoft Gun Murah
ReplyDelete