Don’t grow old—grow up!”, Jangan bertambah tua—tambah dewasalah!. Kata Dorothy Carnegie dalam bukunya “Don’t Grow Old—Grow Up”.
Seiring berjalannya
waktu, usia juga ikut larut bersamanya, alias menua. Dari yang dulunya masih imut-imut, sekarang sudah menjadi amit-amit. Dari yang dulunya muka polos, sekarang sudah jerawatan. Dari yang dulunya mulus, sekarang sudah kumisan atau jenggotan. Dulu rambut masih hitam, sekarang sudah ubanan. Saat bilangan umur tidak bisa kita hitung lagi dengan jari tangan dan lusinan kado dan atau ucapan ulang tahun sudah kita terima, seyogianya kita bisa lebih memahami apa yang belum kita pahami ketika masih usia belasan. Ketika usia semakin
matang, kata “dewasa” belum menjadi “dewasa” kala ia belum matang seperti
matangnya usia. Karena dewasa itu pilihan. Bukanlah warisan.
Dewasa itu pilihan
Di kalimat lain,
seringkali kita jumpai kata “menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan”. Dunia ini
adalah baharu, artinya akan terus berubah-ubah. Akan terus bergerak, dinamis,
bukan statis. Nah, sebagai makhluk dinamis sudah sepatutnya kita juga ikut bertumbuh
dan berkembang saban waktu dan bertambah dewasa, bukan hanya tua. Setiap hari
dalam hidup, kita akan berhadapan dengan pelbagai problema dan dinamika sosial
yang semakin kompleks. Kalau cara bersikap dan bertindak kita hari ini masih
sama seperti lima atau sepuluh tahun lalu, lantas kapan dewasanya kita?
Begitu pula halnya bila
kita hanya melihat satu persoalan dari satu sudut pandang saja. Kita seakan
memaksakan kehendak seenak perut kita saja. Bahwa kit apaling benar dan semua
orang harus ikut tunduk dan patuh pada apa yang kita bilang. Kita tidak
memberikan kesempaatan orang lain untuk menjelaskan, meski sekilas.
Dewasa itu tidak
memandang umur. Yang muda pun bisa jadi lebih dewasa dari yang lebih tua.
Begitu juga sebaliknya. Orang yang lebih tua terkadang bisa kelihatan seperti
anak-anak. Nah, memilih dewasa atau (hanya) tua?
Sekarang, pilihannya ada sama kita. Memilih untuk dewasa atau tua tanpa dewasa.
Menjadi tua adalah pasti tapi tumbuh dewasa adalah pilihan :)
ReplyDeleteYap, that's right, Nya. :D
DeleteKalo kita tdk belajar dr skrg, smpe kapan mau nunggu? Toh,umur smakin senja.
Apakah tua-tua keladi menunjukkan seorang tua yang dewasa? :D
ReplyDelete@safariku: kalau itu harus tanya sama daun keladi dlu, mas bro. Haha
DeleteTua-tua semakin jadi. Makin tua makin ga tau diri.kalau dia udah tua,ga sadar dia ga lagi muda... Ga dewasa juga, hehe