![]() |
Salah satu adegan dalam AADC 2 |
Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC)
memang menarik untuk disimak dan diikuti. Terlebih, LINE, sebuah media sosial, “berhasil”
menggarap dan menggali memori lama penonton kita di Indonesia. Saat tulisan ini
saya buat, Mini Drama Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2014 sudah melewati 3,262,265 kali tayang di
Youtube. Bukan sekadar cerita cinta. Ini cinta yang ke sekian yang
dipertontonkan oleh sosok Cinta (yang diperankan oleh Dian Sastro) kepada
Rangga (yang diperankan oleh Nicholas Saputra) sekembalinya dari New York
setelah dua belas tahun “menghilang”.
Dalam pada itu, teman
saya pernah menulis status di akun sosmednya “gara-gara iklan LINE, rusak move
on dua belas tahun”. Miris memang, ketika “cinta” dipertanyakan “move on-nya”. Akan
tetapi, siapa nyana bahwa Cinta (sebenarnya, justru) berhasil “move on” dan menarik
perhatian advertiser untuk melanjutkan “kisah yang belum usai” di AADC pada
tahun 2002 silam.
Sebuah pertentangan yang,
saya kira, justru saling berkaitan. Di dunia perfilman atau novel, kisah
bersambung itu biasa. Bahkan, pembaca atau penonton akan tertarik untuk terus mengikuti
jalannya cerita itu. Dan ini adalah salah satu strategi pemasaran yang bagus. Kalau
saya tanya, penasarankah Anda akan kelanjutan cerita setelah pertemuan Cinta
dan Rangga di bandara pada tahun 2002 lalu, dan atau kini (2014)? Usai Cinta “menghalang”
Rangga pergi dengan kalimat pembuka “jadi beda satu purnama di New York dan di Jakarta?”
Dilanjutkan dengan lantunan syair yang sudah akrab di telinga (tentunya setelah
menonton videonya). Berikut puisi AADC 2014 dalam Mini Drama LINE:
“Detik tidak pernah melangkah mundurTapi kertas putih itu selalu adaWaktu tidak pernah berjalan mundurDan hari tidak pernah terulangTetapi….Pagi selalu menawarkan cerita yang baruUntuk semua pertanyaan yang belum sempat terjawabLOVE, LIFE, LINE
Cerita
bersambung
Orang suka cerita
bersambung, walau terkadang (agak) kurang nyambung. Hal inilah yang membuat (sebagian)
masyarakat kita lebih suka sinetron dan film korea. Anda bisa lihat, berapa
episode telah dibuat oleh sinetron CHSI (Catatan Hati Seorang Istri), Raden
Kian Santang. Dulu juga pernah ada Cinta Fitri, Manusia Millenium, dan sejumlah
sinetron yang bisa Anda sebutkan kemudian.
Rasa ingin tahu dan penasaran manusia
akan membuat sebuah sinetron, katakanlah, semakin “ngangenin” saban harinya. Sehingga, cerita-cerita itu akan kembali
bersambung, untuk menjawab semua pertanyaaan itu yang belum sempat terjawab.
Namun demikian, ada juga
cerita yang harus berakhir demikian dan sepatutnya begitu. Bisa Anda bayangkan
bagaimana jadinya kalau sekiranya tokoh utama itu meninggal, lalu hidup lagi
dalam “sosok” yang berbeda, lalu meninggal lagi, dan hidup lagi dalam sosok
yang lain lagi. Kemungkinan Anda akan menjawab cerita itu kurang enak atau
kurang logis (bisa Anda tambahkan sendiri). Atau, mungkin saja Anda akan
berkomentar, “ah, ceritanya tidak seru lagi. Sudah melebar kemana-mana”.
Nah, kalau akhir dari
sebuah cerita itu “misteri” alias samar-samar dengan tokoh-tokohnya yang “sekarat”
atau menghilang (pergi ke luar negeri), katakanlah, cerita kemudian bisa saja berlanjut
dan beragam.
Kehidupan
nyata
Dalam kehidupan nyata,
ada kisah yang terkadang tidak masuk akal. Yaaa, contohnya seperti dalam drama
mini AADC itu. Bisa saja, ceritanya fiktif (orang meniru cerita dalam film)
atau ceritanya benar, namun difiksikan (film yang meniru cerita sosok tertentu).
Sehingga, tersebutlah dalam sebuah film “cerita ini hanyalah fiksi alias
dibuat-buat. Sekiranya ada kesamaan di dunia nyata, maka hal tersebut bukanlah
disengaja atau direkayasa.” Kira-kira begitulah kalimat yang terdapat di awal
atau akhir sebuah film.
Di sisi lain, Nicholas
saputra, selaku aktor utama, dalam berita yang dirilis oleh liputan6.com
malahan mengatakan, "Film Ada Apa Dengan Cinta sudah berakhir saat
perpisahan Rangga dan Cinta di airport,". Selanjutnya, masih dalam sumber
yang sama, Nicholas menyebut mini drama itu merupakan kisah yang terpisah. “Saya
Berharap ini adalah awal dari sebuah kisah yang baru” cetus Nicholas.
Namun demikian, dengan
menimbang begitu antusiasnya masyarakat menyaksikan mini drama Ada Apa Dengan
Cinta (AADC) 2014 ini, bisa saja tahun depan atau “kapan-kapan” kelanjutan dari
kisah (dan kesuksesan) lama di tahun 2002 akan diwujudkan (lagi). Toh, ini kan
sebuah peluang besar. Berharap-harap cemaslah kita menunggu ketidakpastian itu. “Pasar”,
begitu kata teman saya yang ngakunya bekerja di bidang marketing.
Baca: Berharap
Baca: Berharap
Sumber gambar: thejakartapost.com
Pasar yang juga harus kenal dengan timing dan media yang tepat. Di dunia nyata, sebagaimana seorang futuris pernah menulis, media sosial dapat berdampak tidak saja sebagai penyambung silaturahim yang bagus, namun juga sesuatu yang dapat "mempercepat" selesainya sebuah hubungan...
ReplyDeleteYap, betol itu bg. Timing dan Media yg tepat. Thanks for sharing. Media sosial itu trgntg penggunanya, mau dibawa kemana arah "sosial" itu. :D
DeleteMedia memang tugasnya memanipulasi interest masyarakat :D
ReplyDeleteEniwey klo sy memang gak pernah ngefans banget sama AADC. Dulu suka sih sama ceritanya. Tp kemarin pas nonton line nya kok kayak kesannya kaku dan terlalu puitis haha.
Iyaaaa, bener bener.
DeleteNamanya jg media ya, it is not like it seems.
Mungkin, krna udh lama ga adu akting. Makanya keliatan kaku.
Anywy, Thanks udh brkunjung n komen :D
ho oh...namanya juga: penasaran. udah sunnatullah itu :D
ReplyDeleteIyaaa kak....
DeleteKk penasaran jg yaa sma kelanjutan critanya? :D
Btw, Thanks udh brkunjug, kak. :D