Beberapa waktu yang lalu, saya
heran dengan orang yang bertanya tidak pada tempatnya. Maksudnya begini,
tanda-tanda dan petunjuk sudah ada. Kenapa mesti ditanyakan lagi? Itulah yang
saya maksud dengan kurang membaca bahkan mungkin tidak membaca sama sekali.
Contoh sederhana saja, seorang
pria bertanya,”ada jual rokok bang?”.
Padahal sudah jelas tempat yang ditanyakan itu adalah toko obat atau apotek. Tempat dijualnya obat-obatan dan berseberangan dengan rokok yang merusak kesehatan. Lain lagi ceritanya ketika saya juga ditanyakan, “ada photo copy bang?”. Ketika itu saya sedang berada di apotek. Sungguh sangat disayangkan, kurangnya membaca akan berakibat kepada kurang peka. Bahkan pada tanda-tanda yang sudah tertera dan jelas maksud dan tujuannya. Dan kurang peka akan menyebabkan kebodohan merajalela.
Padahal sudah jelas tempat yang ditanyakan itu adalah toko obat atau apotek. Tempat dijualnya obat-obatan dan berseberangan dengan rokok yang merusak kesehatan. Lain lagi ceritanya ketika saya juga ditanyakan, “ada photo copy bang?”. Ketika itu saya sedang berada di apotek. Sungguh sangat disayangkan, kurangnya membaca akan berakibat kepada kurang peka. Bahkan pada tanda-tanda yang sudah tertera dan jelas maksud dan tujuannya. Dan kurang peka akan menyebabkan kebodohan merajalela.
Menghindari dengan membaca
Saya kira, tidak ada cara lain
yang lebih baik untuk menuntaskan “kebodohan” selain membaca. Membaca apa saja,
baik secara tertulis yang sudah jelas maksud dan tujuan, maupun keadaan yang
tidak tampak. Dengan itu, kita dapat menganalisa apa yang sebenarnya terjadi tanpa harus bertanya lagi. Kecuali pada
hal-hal tertentu yang butuh nalar ekstra diluar kebiasaan.
Sumber gambar: http://www.ceritamu.com
Saya teringat sebuah pesan ketika saya mau melanjutkan kuliah ke luar negeri;
ReplyDelete'Ada satu pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh orang lain, yaitu membaca.'
Dan itu benar sekali :D
Yap,benar sekali tu kak.
Delete:D
Salah satu yg membuat kita spesial adalah krna kita membaca.
Thanks for sharing, kak :D