Bulir-bulir air hujan yang turun dari
langit di ujung kota Banda Aceh mengawali perhelatan acara kawanku di salah
satu restoran ternama di kota ini. Terletak di pinggiran pantai yang
bersentuhan langsung dengan air laut menambah keasikan dalam bernostalgia.
Sebuah restoran yang memiliki beragam rasa
makanan, ditambah dengan ruangan santai dan karaoke, cocok untuk makan siang.
Namun, tidak cocok kalau dilakukan setiap akhir pekan. Apalagi bagi kalangan mahasisiwa
dan kaum menengah ke bawah, seperti saya ketika itu. Bisa-bisa tidak bisa jajan
untuk minggu berikutnya. Maklum saja, harganya yang lumayan mahal akan sangat
merogoh gocek kita.
Sudah beberapa kali kami kemari, melepaskan
perut keroncong. Tepatnya karena ditraktirin teman yang lagi syukuran, hehe.
Walau bagaimanapun, meski harga terbilang tinggi, namun bila dilakukan
sekali-kali untuk sekadar tahu rasanya makan di tempat mewah, rasanya tidak
mengapa. Ditambah lagi kebersamaan yang terjalin selama ini di tengah berbagai
kesibukan dan aktifitas masing-masing. Kebersamaan adalah hal yang sangat
memikat dan tiada duanya untuk dinikmati bersama.
Hentakan suara musik seakan tidak pernah
usai, membelah keheningan pantai Ulee Lheu yang baru reda dari terpaan hujan.
Angin pun tidak bertiup, hanya sepoi-sepoi membelai rambut dan kulit kami.
“kemana harus kucari” suara temanku yang sedang berkaraoke mengisi musik itu.
Lagu yang dipopulerkan oleh Ayu Ting Ting turut menjadi pilihan mereka. Aku
sendiri memilih Andra and the Backbone sebagai musik iringan nyanyianku. Meski
suara yang terbilang sangat bagus, setidaknya bagus untuk mengusir burung pipit
di sawah, namun aku menikmati saat-saat itu.
Ulee Lheue, 2013
Dulu sering maen sepeda sendirian ke Ulee Lheue, seru, udaranya masih bersih sangat :-)
ReplyDeleteIya bg, damai kali rasanya pas menikmati pemandangan n menghirup udara disana.
Delete