![]() |
Anda pilih (ke)mana? Semua ada pilihan terserah Anda. Via english.panglong.org |
Mau belok ke kanan, kiri, mundur, maju, atau diam di tempat, bahkan ke atas, juga pilihan. Jangan salah, para skydiver bisa memilih kemana saja ketika mereka di udara. :-D
Bagi
penggali sumur, ke bawah --menggali-- adalah pilihannya. Hehe... Itu semua
pilihan. Tinggal pilih, memilih atau tidak memilih, semua ada di tangan Anda.
Kalaupun ada yang bilang, “saya tidak punya pilihan lain”, tapi sebenarnya
itulah pilihannya.
Kecuali orang tua dan anak,
pilihan selalu ada. Misalnya, memilih jurusan, merintis karir, kerja, hobi, teman
dekat, bahkan memilih pendamping hidup, dan beragam pilihan lain. Anda yang
memilih.
Bahkan, Presiden SBY pun menulis
buku “Selalu Ada Pilihan” dan melaunchingnya pada 17 Januari 2014 yang lalu di
Jakarta Convention Center. Walaupun ada yang beranggapan SBY asik nulis buku
aja ,setelah sebelumnya menulis lagu, bukannya urus negeri. Apalagi ketika itu
tengah terjadi bencana di mana-mana. Jakarta banjir, Sinabung meraung, Manado
pun tak luput dari banjir. Belum lagi dengan segelintir masalah yang menimpa
kita sehari-hari. Yang terliput media atau kita saja yang merasakannya.
Memilih meluncurkan buku ketika masih jadi presiden, selagi sempat atau inilah saatnya. Itulah pilhan SBY. Menulis buku dan merilisnya. Dia yang memilih kok.
Memilih meluncurkan buku ketika masih jadi presiden, selagi sempat atau inilah saatnya. Itulah pilhan SBY. Menulis buku dan merilisnya. Dia yang memilih kok.
Yah, saya rasa momennya kurang
tepat. Kenapa tidak menunggu ketika bencana reda, Anda ikut berargumen. Kita
dapat memberikan bermacam-macam argumen. Menghujat atau bahkan ikut bangga
bahwa SBY masih menyempatkan diri berbagi pengalaman pribadi dalam memimpin
negeri. Mencurahkan keluh kesah, suka duka. Menghadirkan buah pikir di tengah
kesibukannya sebagai presiden. Dan semua uneg-uneg yang “tidak sempat” dibagi
dalam waktu yang terbatas.
Kalau dipikir-pikir, bila
menunggu waktu yang paling tepat, bisa-bisa tidak akan kelar itu buku dilempar
ke publik. Penantian yang tak pasti, kata orang. Ambil kesempatan itu, kata
sebagian yang lain.
Di lain waktu, yang hampir
bersamaan, Ibu negara pun ikut-ikutan komen di Twitter dan bermain dengan Instagram,
bikin jadi hot topik saja di media.
Ada yang memelintir pula itu. Ada juga yang menjadikannya sebagai ulasan khusus
di talk show. Memilih ikut “berkicau”
atau cuma no comment. Itu pilihan
dia. Tentunya, ia harus sudah memikirkan konsekuensi dari “dunia tanpa batas”
seperti sekarang ini. Media sosial telah meruntuhkan batas-batas yang dulunya
sulit ditembus ketika masa-masa “tradisional” belasan tahun silam.
Kita mesti sadar, setiap pilihan selalu diikuti oleh kata "konsekuensi". Jika memilih ini, ya ini konsekuensinya. Jika memilih itu, ya itu akibatnya. Jika memilih yang lain, ya lain hasilnya. Dan "lain-lain" yang lain.
Kita mesti sadar, setiap pilihan selalu diikuti oleh kata "konsekuensi". Jika memilih ini, ya ini konsekuensinya. Jika memilih itu, ya itu akibatnya. Jika memilih yang lain, ya lain hasilnya. Dan "lain-lain" yang lain.
Siapa salah, siapa benar. Entahlah.
Yang jelas, masing-masing orang punya penilaian tersendiri tentang hal tersebut.
Tergantung dari sudut dan sisi mana ia memandangnya. Jika ia dinilai dari sisi
negatif, ya negatif jadinya. Begitupun dari sudut positif, tentu tak akan lari
ke negatif. Atau, berdiri di tengah-tengah dan melihat dari kedua sisi. Tak ada
yang absolut. Jadi, tidak usah diributkan. Toh,
masih banyak persoalan yang mesti diselesaikan. Daripada mengurus perihal yang
“kurang penting” begituan. Anda yang memilih.
Kita mesti sadar, sesuatu yang
dilihat, didengar atau dibaca tidak utuh terkadang mendatangkan tafsir yang tak
utuh. Dengan melihatnya secara utuh saja dapat melahirkan multitafsir, apalagi
yang sepenggal. Jadilah pemilih yang baik!
Kesempatan
Dalam berbagai pilihan, kita
tentunya punya kesempatan untuk memilih. Di saat menjadi pejabat, apakah kita
memilih berlaku adil atau semena-mena. Berani jujur atau ikut melakukan
korupsi. Itu pilihan. Di saat memilih menjadi pekerja atau pengangguran, itu
juga pilihan. Memilih untuk berhenti bekerja atau berhenti menganggur, juga
pilihan. Memilih menjadi penonton atau pelaku bisnis, pilihan.
Memilih belajar atau bermain,
pilihan. Memilih bermain tapi belajar atau belajar tapi bermain, juga pilihan.
Memilih menjadi baik atau tidak baik atau “ga jelas”, juga pilhan. Atau, yang
lagi hangat, memilih untuk memilih atau dipilih. Juga pilihan.
Kita yang memilih, selanjutnya
biar Allah yang menentukan ke depannya. Yang penting, berani tidak? Mau tidak?
Yakin tidak?.
Anda yang Memilih
Tidak lama lagi akan ada “pesta
demokrasi”, Pemilu. Pilihan kita akan sangat menentukan kualitas negeri ini ke
depan. Setidaknya dalam lima tahun mendatang. Pilihlah dengan logis; hati;
alasan; argumen yang jelas; dasar yang kuat; dan yakinlah dengan pilihan Anda.
Sekarang, mari Kita renungkan
sesaat. Apakah kita orang yang berani memilih atau tidak? Berani untuk tidak
memilih juga sebuah pilihan yang berani. Alasan dibalik pilihan Anda akan
berpengaruh terhadap kualitas pilihan Anda. Berharap yang terbaik dari sebuah
pilihan, mungkin itu alasan pembenaran kebanyakan orang. Memilih dengan yakin yang disokongi oleh
alasan yang logis, mungkin itu lebih baik. Yang jelas, pilihan ada pada Anda. Anda yang memilih!
Menarik..cara pemaparannya juga ringan, enak dibaca dan jd penasaran sampe habis hehe
ReplyDeleteHehe... Terima kasih atas apresiasinya kak Meera. Salam kenal dr saya.
DeleteAda yang garing ga kak?
eh setuju dengan komen Mira. tulisannya renyah dan enak dibaca
ReplyDeleteWelcome to my blog kak. Salam kenal dari saya. Eh, trimakasih kak atas pujiannya.hehe
DeleteKayaknya saya udh pernah ngikutin Blog kk sblm jd member GIB.
Ada yg kurg kak dr blog/isinya?
Ulasan menarik Bang Bro.. (Saya komen juga pilihan ya, haha.)
ReplyDeleteAh, kenapa tak kau sharing dari kemaren2? :D huhu
Haha.... Smua pilihan tersedia. Dipilih-dipilih. Thanks makmur, for appreciation n ,ofcourse, udh mampir. Kapan kita ngopi lg?hehe...
DeleteItulaaah mslahnya, kemaren2 msh meukhalut, tkt terkenal.haha...
mari memilih pasangan!
ReplyDelete#eh
nice post, bang!
haha...tq
ReplyDeletemari Karl......
kapan disunting?haha.... seuruwey...
karena tidak memilih pun adalah sebuah pilihan (lho?)
ReplyDeletehaha.... alasan ga memilih?
ReplyDeletethanks udh berkunjung Chaira!