//]]>

Karena Tidak Semua Orang yang Melintas Berpandangan Sama!

Klakson; Anti Mati Gaya




Bunyikan klakson kuat-kuat! Via www.autobarn.net
Menarik sekali membaca tulisan Irfan Budiman (Tempo.co, 22/11/13) tentang “klakson”. Ia memaparkan dari asal muasal kata klakson itu muncul hingga permasalahan yang kerap terjadi sebagai akibat dari perilaku kita di jalan.

Menyebut kata klakson, sepertinya hampir semua orang tahu apa itu klakson, termasuk Anda. Dan kita akan terbayang dimana klakson itu dibunyikan, yaitu jalan. Selanjutnya, kita akan terbayang apa saja yang mempunyai klakson: mobil, sepeda motor, kereta api dan kapal laut. Dari beberapa contoh tersebut, hampir semuanya adalah alat transportasi darat. Kecuali kapal laut (namanya juga kapal laut yaa....hehe).

Jalur transportasi darat merupakan jalur terpadat dan merupakan pilihan utama kita dalam melakukan perjalanan. Di samping karena kita bertempat tinggal di darat tentunya, jalur ini juga yang termudah mendapatkannya. Makanya, jangan heran jika saban hari kita akan berdesak-desakan di bus, kereta api, angkot, labi-labi, itu settingnya 3-5 tahun ke belakang. Dan sekarang kita malah sibuk berdesak-desakan di jalan pakai kendaraan pribadi. Hampir semua orang sekarang punya kendaraan di rumahnya, meski cuma satu, dan itupun belum lunas kreditnya.

Lihat saja jalan protokoler, terlebih waktu magrib. Macetnya minta ampun. Kalau di Banda Aceh, Anda akan mendapatinya di simpang Surabaya, Jambo Tape, simpang Lima, simpang Lamprit, simpang BPKP, dan di depan Hermes Mall. Di tingkat nasional, salah satu kendala kota-kota besar adalah kemacetan. Perlu Anda ketahui, Jakarta juga dikenal di dunia karena kemacetannya, disamping ibukota Indonesia. Dan kemacetan akan membuat orang stress. Tentang macet, nanti saya akan menulis di kolom yang lain. hehe...

Kembali ke klakson. Karena macet orang-orang akan membunyikan klakson mereka. Seakan-akan berseru “cepat, cepat! Gak sabaran lagi nih!”. Walaupun di depan mereka semua tahu, jalan masihlah sangat padat, kendaraan tidak bisa lewat. Lain lagi halnya jika Anda berdiri di Traffict Light, Anda akan mendapati kendaraan --baik motor atau mobil-- yang saling mendahului. Bahkan jika lampu merah masih menyala. Dan ketika ada kendaraan yang terjebak di persimpangan, bergemalah suara klakson di rata penjuru. Seringkali itu membuat gaduh, semua ingin cepat sampai ke tujuan.

Lebih parahnya lagi, sudah dia yang menerobos “lampu merah”, dia juga yang paling vokal disitu. Klaksonnya dibunyikan kuat-kuat lagi. Ditambah dengan umpatan-umpatan. “Gak ada ajar” kata kawan saya.

Gaya
Salah satu cara orang dalam bergaya adalah dengan membunyikan klakson. Kenapa demikian? Ada sebagian kita yang gemar membunyikan klaksonnya lantaran ia ingin bergaya. Coba saja Anda lihat ketika di jalan. Ada perkumpulan orang-orang yang gemar membunyikan klakson secara bersamaan. Katanya “gaya”. Kalau di Banda Aceh, saban Sabtu dan Minggu selalu saja ada segerombolan atau komunitas tertentu yang ikut pawai dan keliling kota bersama angggotanya. Sebut saja Mio Club, Vixion Club, Moge Club, Scoopy Club, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi.

Salah satu cara merayakan kemenangan juga dengan klakson. Anda pernah melihat arakan pesepakbola yang pulang membawa trofi? Sambil bernyanyi, pengendara juga akan membunyikan klakson berulang kali sebagai luapan rasa girangnya. Horeee....

Ketika Anda ingin melewati atau mendahului kendaraan lain di jalan, tentu Anda akan bergerak lebih ke kanan sambil memencet klakson. Dan ketika yang mau lewat itu adalah pejabat negara, tentu bunyi klaksonnya tak tanggung-tanggung. Sudah besar, nyaring lagi. Bikin kaget saja. Lalu cepat-cepat pengendara yang di sebelah kiri akan memelankan kendaraannya dan menepi.

Lain lagi ceritanya kalau saja Anda yang ingin mendahului kendaraan lain. Jika ada kendaraan yang tidak mengijinkan Anda lewat, tak ayal klakson akan Anda bunyikan kuat-kuat sambil mengumpat. Itu saya dapati ketika menumpang mobil penumpang waktu pulang kampung beberapa waktu lalu. Yaah, tidak semua sih. Cuma perumpamaan saja. Anda jangan tersinggung kalau tidak melakukan hal yang demikian. Hehe (beneran.....).

Bayangkan saja, jika semua kendaraan di dunia ini tidak punya klakson. Sepi. Ketika ada yang mau tabrakan, paling lampu saja yang dinyalakan. Kita baru tahu kecelakaan setelah terjadi tabrakan. Tidak ada peringatan dulu, langsung tabrak saja. Begitupun ketika ada yang mau memotong jalan di persimpangan yang tidak ada Traffict Lightnya. Bisa-bisa tidak ada yang tahu kalau ada yang mau lewat. Terlebih kalau persimpangan itu sempit dan pandangan kurang jelas.

Hal yang tak kalah menariknya adalah, ketika waktu magrib tiba dan adzan sedang berkumandang, khususnya di Aceh --dan kampung saya yang jadi sampelnya-- lalu ada orang atau sekelompok pengendara membunyikan klaksonnya kuat-kuat dan berkali-kali. Tak dapat disangkal, hampir semua orang akan menghardik si pengemudi. Terlebih jika Anda sedang berada di perkampungan padat penduduk.

Sekarang, coba Anda bayangkan kalau saja Anda berada tepat di depan orang yang membunyikan  klakson tiada henti ketika berhenti di Traffict Light. Anda tahu, dia pun tidak menutup matanya bahwa lampu belum menunjukkan hijau, tentu Anda akan berang. Bisa-bisa Anda akan menyerapahinya kalau tidak sabaran. Atau, Anda ikut membunyikan klakson juga untuk mengimbanginya. Sebagai ekspresi kekesalan mungkin. Siapa tahu.



Nah, untuk menjaga perdamaian, ketenteraman dan ketenangan dunia dan perjalanan. Maka bunyikanlah klakson sesuai tempat dan kadarnya. Jangan berlebih-lebihan. Anda senang, tetangga pun riang. Haha.
Share on Google Plus

About Lintasanpenaku

    Blogger Comment
    Facebook Comment

4 comments:

  1. Kita tau kita berkejaran denga waktu lampu merah, tapi rasanya kirang bijak kalo membunyikan klakson sementara kta tahu yang di depan juga jalan. entha apa yang dicari. homlah

    ReplyDelete
  2. Pas lampu merah itu yang paling bikin kesal, apalagi kalo kebetulan posisi kita di depan. Nah ini, 10 detik sebelum hijau, kendaraan di belakang uda pada klakson. kadang2 iseng aja pura2 mati motor. haha

    ReplyDelete
  3. kak @Fardelyn iyaaa kak...... bikin gaduh aja... nyari gaya....haha

    ReplyDelete
  4. @Aqsha Al Akbar haha...idenya liar tu... patut dicoba
    btw, thx udh berkunjung yaaa

    ReplyDelete