Saya mulai menulis, menulis untuk memulai. Memulai itu adalah hal
tersulit, namun harus tetap dimulai. Start
is difficult, permulaan itu susah. Betapa tidak, langkah pertama itu yang
semakin menggejal dan membuat langkah lainnya tak berayun.
Tidak mungkin melangkahkan dua kaki sekaligus, kecuali itu dinamakan
melompat. Namun di sini, kita mulai melangkah, sebagai pra-syarat untuk bisa
berlari.
Tempo hari saya mulai mencari celah agar bisa menulis. Menulis secara
intensif yang harus berlangsung kontinyu saban harinya. Walau pun ide itu
terkadang nyaris tidak ada, saya
harus tetap menulis, meski itu hanya blank,
blank, dan blank.
Pernah saya mendapat saran dari seorang dosen sekaligus teman, untuk
terus menulis dan menulis agar lebih mapan dalam merunutkan ide dan pemikiran.
Setelah itu teruslah dan rajin membaca tentang apa saja dan gunakan critical thinking.
Ia menambahkan, jika ingin menulis opini maka bacalah opini
orang bagaimana mereka menulis dan menuangkan gagasan mereka. Begitu pun jika
ingin opini atau tulisan kita dimuat di media tertentu, maka bacalah setiap isi
tulisan yang dimuat di sana. Bagaimana mereka menuliskannya, bila perlu analisa
dan berlatihlah dengan mengikuti guide
line tersebut.
Ia menutup petuahnya dengan menulis dengan background atau apa yang kita kuasai menurut latar belakang kita.
Artinya, kita menulis sesuai dengan bidang kita dan kita menjadi expert di situ. Jangan hanya omdong,alias omongan doang!
Lain orang yang saya temui, lain pula kiat yang ditawarkannya kepada
saya terkait dengan strategi dia dalam menulis. Menulis minimal 500 kata per
hari menjadi petuah utama dia, apa pun itu, usahakan menulis setiap hari
minimal 500 kata untuk mengasah ketajaman menulis. Jangan terpaku pada
referensi atau teori, yang penting menulis.
Menulis untuk memenuhi hasrat di jiwa dan kebutuhan batin. Karena dengan
cara itu kita akan menulis dengan hati, benar-benar menulis. Tidak asal-asal.
Dia juga sempat mengingatkan bahwa bila kita ingin tulisan kita menarik buat
pembaca kita harus menulis dengan menarik, tidak boring. Ketika kita menulis dengan sungguh-sungguh, maka pembaca
pun akan bersikap sama.
Di sinilah terkoneksi antara dua individu, pembaca-penulis. Lalu mereka
akan menyatu dan mempunyai satu visi tentang tulisan itu. Mengajak pembaca ke
dunia penulis atau menciptakan dunia yang keduanya bisa saling bertemu, tidak
terpisahkan.
Sumber gambar: http://www.jatger.net
Lanjutkan, Mas Bro! Mantab!
ReplyDeletegarisbawahi: kita jadi bisa lebih menghidupkan tulisan dengan cara menghargai para audiens kita
ReplyDeletesangat menginspirasi, Mursal :-)
Setelah menulis, langkah paling menyenangkan selanjutnya adalah Berbagi. Teruslah berbagi...Keep sharing (y)
ReplyDeleteTrima kasih, InsyaAllah setelah menulis akan terus dibagi. Itu juga menyenangkan sekali :D
Delete